Prinsip-prinsip dasar
Limit dan kecil tak terhingga

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Limit
Definisi
limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah
L apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat bilangan δ
> 0, sedemikian rupanya:
0<|x−p|<δ⇒|f(x)−L|<ϵ
Kalkulus
pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang
sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai angka, adalah
sangat kecil. Sebuah bilangan
dx yang kecilnya tak terhingga
dapat lebih besar daripada 0, namun lebih kecil daripada bilangan
apapun pada deret 1, ½, ⅓, ... dan bilangan real positif apapun. Setiap
perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil
tak terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak memenuhi
"ciri-ciri Archimedes". Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah
sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga.
[18]
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep
limit.
Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan
hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus
adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu.
[18] Secara cermat, definisi limit suatu fungsi adalah:
Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah L, dan menuliskan:
- limx→pf(x)=L
jika,
untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ > 0 yang
berkoresponden dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x:
- 0<|x−p|<δ⇒|f(x)−L|<ϵ
Turunan

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Turunan
Grafik fungsi turunan.
Turunan
dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari fungsi
tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu
fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi.
[1]
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah:
- f′(x)=limh→0f(x+h)−f(x)h ,
dengan
syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita
katakan bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika
ƒ′ eksis di setiap titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan.
Apabila
z =
x +
h,
h =
z -
x, dan
h mendekati 0
jika dan hanya jika z mendekati
x, maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
- f′(x)=limz→xf(z)−f(x)z−x
Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Perhatikan bahwa ekspresi
f(x+h)−f(x)h pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik (
x,ƒ(x)) dan (
x+
h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x). Apabila kita mengambil limit
h
mendekati 0, maka kita akan mendapatkan kemiringan dari garis singgung
yang menyinggung kurva ƒ(x) pada titik x. Hal ini berarti pula garis
singgung suatu kurva merupakan limit dari garis sekan, demikian pulanya
turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari fungsi tersebut.
[1]
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi
f(x)=x2 pada titik (3,9):
- f′(3)=limh→0(3+h)2−9h=limh→09+6h+h2−9h=limh→06h+h2h=limh→0(6+h)=6
Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari
turunan atau
kemiringan dari sebuah grafik disebut
kalkulus diferensial
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f(x)
di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung
kurva pada titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai
nilai limit dari kemiringan garis sekan.
Notasi pendiferensialan
Terdapat berbagai macam notasi matematika yang dapat digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi
notasi Leibniz, notasi Lagrange,
notasi Newton, dan notasi
Euler.
[1]
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh
Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar
y
= ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis
sebagai:
[15]
- dydx,dfdx(x), ataupun ddxf(x).
Notasi Lagrange diperkenalkan oleh
Joseph Louis Lagrange dan merupakan notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(
x) ditulis sebagai ƒ′(
x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila
y =
ƒ(
t), maka
y˙ mewakili turunan
y terhadap
t.
Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan
turunan terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang
fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial
D yang diterapkan pada fungsi
ƒ untuk memberikan turunan pertamanya
Df. Apabila
y =
ƒ(
x) adalah variabel terikat, maka sering kali
x dilekatkan pada
D untuk mengklarifikasikan keterbebasan variabel
x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
- Dxy atau Dxf(x).
Notasi Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan
persamaan diferensial linear.
| Notasi Leibniz | Notasi Lagrange | Notasi Newton | Notasi Euler |
Turunan ƒ(x) terhadap x | ddxf(x) | ƒ′(x) | y˙
dengan y = ƒ(x) | Dxf(x) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar